What Should I Do In Everydays?
1.
Wake Up (Bangunlah) – ambil keputusan
untuk menyambut setiap hari baru dengan penuh sukacita. ~ “Inilah hari yang dijadikan
TUHAN, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya.” (Mazmur 118:24)
2.
Dress
Up (Berdandanlah) – cara yang paling baik untuk berdandan adalah dengan tersenyum.
Anda tidak perlu mengeluarkan biaya yang mahal untuk membuat penampilan Anda
menjadi lebih baik, yang perlu Anda lakukan hanyalah TERSENYUM.
~ “Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.” (1 Samuel 16:7)
~ “Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.” (1 Samuel 16:7)
3.
Shut Up (Berdiamlah) – ucapkanlah
hal-hal yang baik dan belajarlah untuk mendengar. Tuhan memberikan kepada kita
dua telinga dan satu mulut dengan maksud agar kita mendengarkan dua kali lebih
banyak daripada berbicara.
“Siapa
menjaga mulutnya, memelihara nyawanya.” (Amsal 13:3)
“Siapa mengumpat, membuka rahasia,
sebab itu janganlah engkau bergaul dengan orang yang bocor mulut.” (Amsal
20:19)
“Dengarkanlah nasihat dan terimalah
didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa depan.” (Amsal 19:20)
4.
Stand Up (Berdirilah) – dan pegang teguh
apa yang Anda percayai. Jika Anda tidak berpegang teguh pada sesuatu, maka Anda
akan mudah jatuh dalam hal apa pun.
“Janganlah kita jemu-jemu berbuat
baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak
menjadi lemah. Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita
berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita
seiman.” ( Galatia 6:9-10)
5.
Look Up (Pandanglah) – kepada Tuhan.
“Segala perkara dapat kutanggung di
dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” (Filipi 4:13)
6.
Reach Up (Raihlah) – atau kejarlah
sesuatu yang lebih tinggi. Berusahalah selalu untuk membuat diri Anda menjadi
lebih baik.
7.
Lift Up (Angkatlah) – Doa-doa Anda.
“Janganlah hendaknya kamu kuatir
tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada
Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” (Filipi 4:6)
Menegur Dengan Kasih
Beberapa kebenaran yang perlu kita ketahui saat menegur orang lain:
1. Menegur haruslah dilandasi dengan kasih. Memang terdapat resiko orang yang ditegur menjadi tidak menyukai kita, tetapi kalau memang ia perlu ditegur, tegurlah!
2. Menegur haruslah dengan hikmat. Hikmat akan membantu kita untuk memberi teguran yang tepat. Hikmat di sini berarti meliputi teknik, cara, kata-kata, waktu, tempat, serta situasi dan kondisi untuk penyampaian teguran yang tepat.
3. Hasil dari menegur dengan menggunakan hikmat akan berbuah manis. Awalnya mungkin terdapat gesekan, bahkan mungkin dapat menciptakan konflik dengan yang bersangkutan. Namun, kita tetap perlu mengambil resiko ini.
4. Jangan menahan teguran karena takut terhadap resiko gesekan dan konflik.
Salah satu bentuk kasih adalah teguran yang berhikmat. Saat kita tidak melakukan hal ini, kita berarti tidak takut pada Tuhan. Tidak takut pada Tuhan berarti dosa. Jangan takut menegur bila memang diperlukan!
Lalu bagaimana menegur dengan menggunakan hikmat?
Berikut sejumlah ciri-ciri orang yang tidak perlu ditegur atau Anda sebaiknya menahan teguran pada waktu yang lain:
Cara-cara menegur adalah demikian:
Menegur Dengan Kasih
Yang dimaksud dengan menegur adalah
memberi teguran, menasehati, mendidik dan mengingatkan. Sikap orang dalam
menerima teguran bermacam-macam. Ada yang menerima dengan senang hati, ada yang
biasa-biasa saja, ada yang mengiyakan hanya untuk mempercepat proses
pembicaraan, ada yang menolak dengan tegas, ada yang berkelit, bahkan ada yang
tersinggung dan marah, serta masih banyak lagi reaksi lainnya.
Beberapa kebenaran yang perlu kita ketahui saat menegur orang lain:
1. Menegur haruslah dilandasi dengan kasih. Memang terdapat resiko orang yang ditegur menjadi tidak menyukai kita, tetapi kalau memang ia perlu ditegur, tegurlah!
Mengasihi bukan berarti harus selalu setuju, harus selalu
mengiyakan, harus selalu tersenyum manis. Untuk mengasihi diperlukan teguran
yang dibungkus dengan kejujuran dan keterusterangan, tanpa pura-pura.
2. Menegur haruslah dengan hikmat. Hikmat akan membantu kita untuk memberi teguran yang tepat. Hikmat di sini berarti meliputi teknik, cara, kata-kata, waktu, tempat, serta situasi dan kondisi untuk penyampaian teguran yang tepat.
3. Hasil dari menegur dengan menggunakan hikmat akan berbuah manis. Awalnya mungkin terdapat gesekan, bahkan mungkin dapat menciptakan konflik dengan yang bersangkutan. Namun, kita tetap perlu mengambil resiko ini.
4. Jangan menahan teguran karena takut terhadap resiko gesekan dan konflik.
Salah satu bentuk kasih adalah teguran yang berhikmat. Saat kita tidak melakukan hal ini, kita berarti tidak takut pada Tuhan. Tidak takut pada Tuhan berarti dosa. Jangan takut menegur bila memang diperlukan!
Lalu bagaimana menegur dengan menggunakan hikmat?
1.
Menegur
dengan lemah lembut. Kelemahlembutan merupakan salah satu buah Roh yang
diperlukan (Galatia 5:23). Lemah lembut bukan berarti lemah atau plin-plan.
Lemah lembut merupakan sikap hati yang mau mengerti kondisi dan keterbatasan
orang lain.
2.
Mengetahui
dengan jelas orang-orang yang perlu ditegur, orang-orang yang tidak perlu
ditegur, saat dan situasi yang tepat untuk menegur. Walaupun saat kita tahu seseorang
itu salah, ada saatnya kita perlu menggunakan hikmat. Ya, tidak serta merta
kita dapat menegur, bahkan kadang-kadang menahan teguran atau tidak memberikan
teguran memerlukan suatu hikmat tersendiri.
Berikut sejumlah ciri-ciri orang yang tidak perlu ditegur atau Anda sebaiknya menahan teguran pada waktu yang lain:
- Orang yang tidak mau mendengarkan teguran dan tidak
mempedulikan teguran, bahkan membenci teguran. Orang-orang ini adalah orang
yang akan menguras emosi kita. Jadi, jangan habiskan waktu, tenaga, dan emosi
untuk orang yang tidak mau mendengar. Bukan karena kita tidak peduli, tetapi
memang ada kesempatan lain yang lebih tepat untuk menegur. Cukup bawa orang ini
dalam DOA.
- Orang yang gemar bersilat kata. Saat Anda memberi teguran
pada orang yang gemar bersilat kata, orang ini akan terus-menerus memberi
jawaban dan alasan. Hemat nafas Anda! Hentikan sampai di situ dan bawa orang
ini dalam DOA.
Cara-cara menegur adalah demikian:
1.
Menegur
hanya berdua saja, tidak di depan orang lain.
2.
Bila
berdua saja tidak mempan, minta bantuan 1 atau 2 orang lain untuk menegur. Ini
harus melihat kasusnya juga.
3.
Bila
setelah minta bantuan dari 1 atau 2 orang tetap tidak mempan juga, minta
bantuan lebih banyak orang. Ini hanya perlu dilakukan untuk kasus-kasus yang
sangat serius. Untuk kasus-kasus yang dapat mengundang keresahan bagi orang
banyak, hal ini perlu dilakukan. Bila yang bersangkutan masih tidak mau
mendengarkan teguran, hemat nafas Anda! Cukup bawa yang bersangkutan dalam DOA
Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar